Odori adalah kata yang diambil dari bahasa Jepang yang memiliki arti menari atau tarian. Odori sendiri
menjadi nama dari kelompok seni tari yang berasal dari mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad). Keunikan dari klub tari ini adalah mereka
menarikan gerakan-gerakan
tari Jepang dan mengkreasikannya dengan
tarian Indonesia. Hal ini tentu saja tidak mudah. Sebab kedua tarian ini memiliki
ciri khas masing-masing dan karakteristik tersendiri.
Menurut Aci (20), koordinator
klub Odori, hal yang paling sulit adalah menggabungkannya. Entah itu dari segi
musik maupun dari segi tariannya. Dari segi gerakan tari misalnya, tarian
jepang mengintepretasikan penggambaran suasana dalam setiap detail-detail
gerakannya. Misalnya, dalam tarian klasik Jepang, ekspresi sedih tidak
digambarkan dengan ekspresi wajah. Namun melalui gerakan-gerakan kesedihan. Berbeda dengan
gerakan tari Indonesia yang lebih mengutamakan keselarasan dengan suara musik
dan keindahan setiap detil gerakannya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Aci
dan para anggota Odor. Mereka berusaha
menyesuaikan tarian dengan tempo tarian yang ada. Misalnya tari Jaipong yang berirama cepat dipadu dengan tarian rakyat Jepang yang bertempo sama sehingga muncul keunikan dari tari ini.
Kegiatan mereka ini mendapat sambutan menarik dari banyak pihak. Klub ini juga sudah meraih prestasi. Mereka baru saja memenangi juara Harapan I dalam Lomba Bunkashai se-Jawa Barat 2011 dengan menampilkan tarian Jepang, Shoran
Boshi, dan mengakulturasikannya
dengan salah satu tarian dari Sumatera.
Menurut Aci, alasannya dan
teman-temannya memang untuk mengembangkan potensi mahasiswa Jastra jepang di bidang seni tari. “Karena
kita mahasiswa Sastra Jepang, kebudayaan yang dikembangkan adalah budaya Jepang. Tapi tentu aja kita nggak bisa melupakan aspek budaya
Indonesia,” ujarnya.
Memasukkan konsep tari Indonesia juga
merupakan bentuk dari kecintaan mereka
terhadap budaya Indonesia.
Untuk program kerja selanjutnya, mereka akan membuat
campuran kreasi tarinya dengan tarian Indonesia dari daerah lain. “Mungkin selanjutnya bakal diambil dari tarian Sunda yang lebih enerjik,” ungkap Aci.
(Hella Pristiwaningsih)
(Hella Pristiwaningsih)
0 komentar:
Posting Komentar